English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Tipsone(Free Tips and Trick)

Paypal For Business

Free Premium Themes
Latest Posts

Wednesday, April 20, 2011

Dianiaya Oknum WH, Tersangka Khalwat Masuk RS


Laporan wartawan Serambi Indonesia, Saiful Bahri
LHOKSEUMAWE – Syukri (27) warga Kuala Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe diduga dianiaya oknum personil Wilayatul Hisbah (WH), Selasa (19/4/2011) subuh sekitar pukul 05.00 WIB.

Hal ini akibat Syukri yang dijadikan sebagai tersangka khalwat tersebut lari dari Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe di Jalan Darussalam.

Sedangkan kronologis pemukulan dari pengakuan dua sumber ini berbeda, pihak Syukri mengakui kalau dia dipukul tanpa ada perlawanan. Sedangkan pihak WH mengakui luka dialami Syukri akibat duel dengan personil WH.

Syukri ditemui di Rumah Sakit PMI Lhokseumawe, Rabu (20/4/2011) menjelaskan, kala itu dia baru saja bertamu ke sebuah rumah janda yang diakuinya sudah dianggap saudara di Desa Blang Te, Kecamatan Blang Mangat.
Sekitar pukul 24.00 WIB, dia pulang, namun dihentikan warga setempat. Dia diberi peringatan jangan bertamu lewat tengah malam. Hingga perkara ini pun sampai ke WH.

Saat menjelang shalat subuh, di Kantor WH, dia pun beralasan hendak kencing dan minta izin ke sumur. Saat di sumur melalui belakang, langsung melarikan diri.
Sampai di pajak Inpres atau sekitar 300 meter dari lokasi kantor, dia pun istirahat di atas sebuah becak dayung. Tiba-tiba datang personil WH dengan sepmor, dan tanpa basa-basi langsung memukulnya dengan pentungan pada bagian lehernya.

Saat itu dia pun hendak lari. Kedua kali pentungan pun dihantam dibagian kepalanya hingga pening. “Saat saya sudah jatuh, saya merasa seperti terus dianiaya. Lalu saat dicampak dalam mobil saya pun merasa pentungan kembali mendarat dipunggung saya,” jelasnya.

Akibat pemukulan itu dia mengaku darah memenuhi mulut, bahkan sampai di rumah sakit harus disedot dan luka di bagian dalam mulutnya pun harus dijahit. “Saya tidak bisa terima perlakuan ini. Dan kasus kekerasan yang saya alami ini akan kami tindaklanjuti ke pihak hukum,” jelasnya.

Kepala Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Azwar Abda, mengakui adanya insiden yang menyebabkan tersangka khlawat masuk rumah sakit. Namun menurutnya, ini terjadi akibat tersangka khalwat tersebut melakukan perlawanan saat ditangkap kembali.

Bahkan saat terjadi tarik menarik, baju tersangka pun putus kancing. “Terlihatlah pisau dipinggang Syukri. Kondisi inilah yang membuat duel antar petugas kami dan tersangka yang terus melakukan perlawanan terjadi,” paparnya.

Secara kedinasan pihaknya akan bertanggung jawab, biaya perawatan akan ditanggung. Bahkan dengan pihak keluarga telah ada kata kesepakatan damai, nantinya akan buat kenduri dan di peusijuk di Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe sesuai adat Aceh. ”Sedangkan untuk perkara khalwat juga nantinya dia akan menjalani pembinaan,” demikian Azwar Abda.

Sumber:"TRIBUNNEWS.COM"
read more...

Saturday, April 16, 2011

Hama serang puluhan hektar pisang

LHOKSEUMAWE- Hama serang puluhan tanaman pisang warangan di tiga kecamatan Pemko Lhokseumawe, menyebabkan tanaman layu dan mati sebelum dan saat sedang berbuah.

Hama yang dikenali sebagai pusarium ini umumnya menyerang hati pohon pisang hingga busuk dan mengeluarkan cairan merah pekat seperti darah, kemudian pohon mati secara perlahan-lahan. Bagi pohon yang sedang berbuah, harus segera dipanen sebelum tandannya ikut dijalari dan buahnya menjadi layu.

Penyakit ini sudah menyerang jauh hari di Kecamatan Muara Satu di daerah-daerah tertentu, kemudian meluas dalam beberapa bulan terakhir sehingga meresahkan petani pisang warangan yang ada di Lhokseumawe dan sekitarnya.

“Kami mengalami kerugian besar setelah pohon pisang yang kami tanam mati perlahan-lahan, dan kami tidak dapat mengendalikannya, sebab kami tidak tahu bagaimana membasmi hama ini,” keluh seorang petani pisang di Padang Sakti, Muara Satu, Nurdin, 40.

Penyakit yang mulanya muncul secara perlahan-lahan dan hampir menyeluruh di kecamatan yang terletak paling ujung barat Lhokseumawe itu, kemudian menjalar ke Kec. Muara Dua dan Blang Mangat, sehingga hasil-hasil buah pisang yang dihasilkan dan dibawa ke pasar kota dengan kondiri berpenyakit.

Pisang-pisang yang panen tak layak dengan kondisi buah yang kecil dan jumlah sisir yang sedikit dalam satu tandan, menyebabkan harganya jatuh anjlok. “Panen yang harus dilakukan bukan pada masanya itu mengakibatkan buahnya masak secara terpaksa dan tidak sempurna, keadaannnya seperti buah yang masak layu,” jelas Murtala, 35, petani lainnya.

Sementara Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Lhokseumawe, Rusli MS ketika ditanyai membenarkan hal itu terjadi dan pihaknya telah menerima begitu banyak keluhan, tetapi pihak dinas terkait tak dapat membantu setelah pihaknya melaporkan penyakit yang melanda tanaman pisang petani tersebut.

Rusli meminta pihak Dinas Pertanian Pemerintahan Aceh supaya menempatkan pihak pengamat dan penanggulangan hama penyakit di Lhokseumawe, dan mereka diharapkan mampu mengatasi persoalan yang sedang melanda petani. “Ini keadaan darurat, jadi harus cepat-cepat ditangani, sebelum penyakit ini menjalar dan terus meluas ke tempa lain,” tegasnya.


Sumber:"Waspada"
read more...

Friday, April 15, 2011

Sindikat Curanmor Digulung

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Jafaruddin

LHOKSEUMAWE – Aparat Polres Lhokseumawe bersama Polres Aceh Utara, berhasil menggulung sindikat pencurian sepeda motor (curanmor) yang kini sangat meresahkan masyarakat.

Dalam empat hari terakhir, polisi berhasil meringkus tiga tersangka dan mengamankan dua sepeda motor jenis Mio Soul ke Polres Lhokseumawe di lokasi berbeda.

Ketiga tersangka masing masing Jailani (28) warga Desa Meunasah Gunci Kecamatan Paya Bakong Aceh Utara, kemudian Saiful Bahri (22) dan Said Baihaqi (24) keduanya warga Desa Paya Unoe, Kecamatan Ranto Peureulak Aceh Timur sebagai penadah sepeda motor.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Kukuh Santoso melalui Humas AKP Ramdhan, Kamis (14/4/2011) menyebutkan pengungkapan kasus curanmor tersebut, berawal dari penangkapan Jailani oleh warga Geureughek, Kecamatan Paya Bakong Aceh Utara, pada Minggu (10/4/2011) lalu di desa setempat.

“Tersangka ditangkap, karena selama ini warga mencurigai aksi pemuda itu. Setelah diperiksa, warga tak menemukan adanya surat kelengkapan kenderaan yang dibawa, lalu tersangka langsung diserahkan ke Polsek Paya Bakong,” terang AKP Ramdhan.

Kepada polisi, tersangka mengaku salah satu sepmor jenis Mio Soul yang dicurinya berada di kawasan Blang Mangat Lhokseumawe.

“Dalam penyelidikan di sini, diketahui tersangka selama ini sudah mencuri lima sepmor, lalu menjualnya ke kawasan Aceh Timur melalui Siaful dan Said. Kemudian polisi langsung menangkap dua tersangka lagi di Aceh Timur,”kata AKP Ramdhan.

Disebutkan Ramdhan, selain dua sepmor yang telah diamankan, polisi juga mengamankan barang bukti lain berupa kunci T dari tangan tersangka Jailani. “Dalam beraksi Jailani mengaku tak sendirian. Karena itu polisi terus melakukan penyidikan dan penyelidikan untuk menangkap pelaku lain yang terlibat dalam sindikat tersebut,” katanya.

Humas Menghimbau kepada masyarakat yang merasa sepmornya dicuri, segera melapor ke polsek dan polres dengan membawa kelengkapan surat kenderaan, sehingga sepmornya bisa dikembalikan.


Sumber:"Tribunnews.Com"
read more...

Thursday, April 14, 2011

Kijang Seruduk Pohon, Tiga Penumpang Dilarikan ke RS

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Jafaruddin

LHOKSEUMAWE – Sebuah mobil jenis kijang kapsul BK 101 ST yang dikemudikan Jailani (50), warga Desa Uteun Bayi, Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe, Senin (11/4/2011) sekitar pukul 05.00 WIB menabrak pohon di lintasan jalan nasional.

Kejadian tersebut diduga karena sopir ngantuk sehingga kehilangan kendali dan mobil menyeruduk pohon, persisnya di Desa Masjid Punteut Kecamatan Blang Mangat Lhokseumawe. sehinga tiga penumpang mengalami luka-luka dan harus segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi ketika Jailani bersama keluarganya meluncur dari kawasan Medan melaju ke arah Lhokseumawe. Namun, sesampai di kawasan tersebut, Jailani yang mengemudi mobil tersebut diduga mengantuk, sehingga mobil oleng dan langsung menyeruduk pohon persis di pinggir jalan.

Mobil mengalami ringsek berat dan tiga penumpang terluka.

Sejumlah warga yang mendengar suara hantaman benda keras langsung terbangun, dan mereka kemudian mengevakuasi korban ke RSUD Cut Meutia.

Ketiga korban itu, Eni Darwina (46), dan Fadlan (18) dan sopir, Jailani, karena ketiganya mengalami luka-luka hampir di sekujur tubuhnya. Setelah mendapat perawatan awal, kemudian mereka dirujuk ke Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe guna perawatan intensif.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso melalui Humas AKP Ramdhan membenarkan adanya kejadian kecelaan tunggal, akibat pengemudi kehilangan kendali sehingga menubruk pohon.

“Kini barang bukti sudah diamakan di Pos Lantas Cunda untuk proses penyilidikan lebih lanjut,” terang AKP Ramdhan.

Sumber:"Tribunnews.Com"
read more...

Saturday, April 2, 2011

Dana PKH, PT.Pos salurkan Rp1,6M

KOTA LHOKSEUMAWE - Kepala PT. Pos dan Giro Cabang Lhokseumawe,Jhoni Eka Putra, didampingi Swandi mengatakan, untuk tiga bulan pertama di tahun 2011 pihaknya menyalurkan dana Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp1,6 miliar bagi para penerima yang tersebar di empat kecamatan dalam wilayah Pemkot Lhokseumawe.

Jumlah penerima di tahun 2011 berkurang hingga mencapai 299 RTSM dari jumlah tahun sebelumnya 4.900 orang. Hal ini berdampak positif karena PKH berhasil menekan jumlah keluarga miskin.

“Ini berita gembira, karena PKH berhasil mensejahterakan masyarakat di Kota Lhokseumawe. PKH mampu mensejahterakan ekonomi 299 RTSM,” kata Jhoni Eka Putra.

Dana PKH diberikan pemerintah untuk membantu rumah tangga miskin dalam bentuk sumbangan dana pendidikan dan kesehatan. Paling tinggi dana itu diberikan kepada RTSM senilai Rp500 ribu dan terendah Rp150 ribu per bulan. Dana tersebut dicairkan setiap tiga bulan sekali. Tahap pertama di tahun 2011 telah selesai, terhitung Januari, Februari dan Maret.

Pada saat penyaluran kemarin, 34 penerima tidak mengambil uang tersebut. Tidak diketahui alasannya, namun diperkirakan yang bersangkutan telah pindah atau sudah meninggal. Dana bantuan ini langsung diserahkan kepada ibu rumah tangga. Karena ibu-ibu dianggap lebih mampu menjaga bantuan itu.

“Kalau dikasih sama bapak-bapak, bisa-bisa uang itu untuk beli rokok. Bahaya sekali. Jika masih hidup dan masih tinggal di wilayah Lhokseumawe, uang itu masih bisa diambil tapi harus mendaftar ulang. Karena 34 penerima tidak mengambil maka tersisa dana Rp10 juta. Uang itu telah kita kembalikan,” katanya.

Jumlah penerima dana bantuan PKH untuk Kecamatan Banda Sakti 1895 orang, Muara Dua 1254 orang, Muara Satu 720 orang dan Blang Mangat 832 orang. Program PKH baru diuji coba di beberapa kabupaten di Aceh, jika berhasil akan diperluas kepada beberapa kab/kota lainnya. Dalam hal ini PT. Pos dan Giro bertindak sebagai penyalur.

Sumber:"Waspada"
read more...

Thursday, December 30, 2010

Pembebasan Lahan untuk Jalan Terancam Gagal

LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kota Lhokseumawe terancam gagal membayar ganti rugi tanah untuk lokasi pelebaran Jalan Puntuet- Line Pipa sekitar 3,3 kilometer lagi. Pasalnya, pemilik tanah masih menolak harga yang dibandrol panitia sembilan. “Dengan kondisi ini besar kemungkinan dana yang disediakan dalam APBK 2011 sebanyak Rp 1,5 miliar untuk pembebasan lahan itu tidak jadi digunakan,” jelas Ketua Komisi B DPRK Lhokseumawe, Husaini, kepada Serambi, Selasa (28/12).

Pada dasarnya, menurut Husaini, jalan sepanjang 4 kilometer akan dilebarkan menjadi tujuh meter dari lebar sebelumnya empat meter. Untuk tujuan itu, lanjutnya, pada tahap pertama tahun 2010 pihak pemko telah mengganti rugi lahan sepanjang 7000 meter di Desa Meunasah Punteuet. “Karena desa itu paling dekat dengan jalan negara, harga untuk areal sawah diganti rugi Rp 100 ribu per meter, sedangkan halaman rumah dibayar Rp 350 ribu per meter,” ujar Husaini.

Sedangkan untuk pembebasan lanjutan terhadap lahan sekitar 3,3 kilometer lagi, lanjutnya, pemerintah telah membandrol tanah warga seharga Rp 75 ribu per meter untuk lahan sawah dan Rp 125 ribu per meter untuk halaman rumah. “Namun menurut semua tokoh masyarakat di sana, mereka menolak harga tersebut. Karena itu warga desa itu minta agar harga tanah mereka tetap disamakan dengan Desa Meunasah Punteut,” timpalnya.

Begitu juga pemerintah, tambah Husaini, juga tak mungkin membayar harga yang sama untuk lahan sepanjang 3,3 kilometer itu dengan harga tanah di Desa Meunasah Punteut. Karena, menurutnya, pihak panitia sembilan beralasan bahwa harga untuk 3,3 kilomter itu telah disepakati pada tahun 2009. “Karena itu, kita mendesak panitia sembilan untuk bermusyawarah kembali dengan pemilik tanah soal harga lahan, sehingga proses pembangunan jalan itu tetap bisa dilakukan,” harap Husaini.(bah)

Sumber:"Serambinews"
read more...

Tuesday, December 28, 2010

Warga Blang Mangat Kesulitan Air Bersih

LHOKSEUMAWE - Warga Kemukiman Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe mengaku kesulitan memperoleh air bersih setelah tsunami. Pasalnya, air sumur di kawasan itu telah berubah rasa menjadi asin dan suplai air bersih dari PDAM tirta Mon Pase juga sering macet.

“Sebelum tsunami, warga di kawasan kami masih bisa mengkonsumsi air sumurnya. Namun, kini sebagian besar air sumur telah berubah rasa menjadi asin, sehingga mereka terpaksa membeli air bersih Rp 3.000 per jeriken,” ungkap Abdul Gani (43), warga setempat kepada Serambi, Minggu (26/12).

Menurutnya, selama ini suplai air bersih dari PDAM Tirta Mon Pase untuk kawasan itu juga tak mencukupi karena sering macet. “Dalam sehari, suplai air dari PDAM paling lancar hanya satu jam. Bahkan kadang yang air disuplai itu tak bersih,” ujarnya.

Dijelaskan, bagi warga yang ekonominya di bawah standar terpkasa mengangkut air dari desa yang air sumurnya tidak asin. Karena itu Abdul Gani meminta PDAM Tirta Mon Pase supaya waktu suplai air bersih ke kawasan itu lebih lama dari sebelumnya. Sehingga warga setempat tak lagi kesulitan mendapat air bersih.

Sementara itu, Humas DAM Tirta Mon Pase, Tarmizi, yang dihubungi Serambi via selulernya untuk dimintai tanggapannya tentang hal tersebut tak bersedia memberi jawaban. “Saya no comment,” tulis Tarmizi melalui pesan singkat kepada Serambi, kemarin.(c37) 
 
Sumber:"Serambinews"
read more...