LHOKSEUMAWE – Syukri (27) warga Kuala Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe diduga dianiaya oknum personil Wilayatul Hisbah (WH), Selasa (19/4/2011) subuh sekitar pukul 05.00 WIB.
Hal ini akibat Syukri yang dijadikan sebagai tersangka khalwat tersebut lari dari Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe di Jalan Darussalam.
Sedangkan kronologis pemukulan dari pengakuan dua sumber ini berbeda, pihak Syukri mengakui kalau dia dipukul tanpa ada perlawanan. Sedangkan pihak WH mengakui luka dialami Syukri akibat duel dengan personil WH.
Syukri ditemui di Rumah Sakit PMI Lhokseumawe, Rabu (20/4/2011) menjelaskan, kala itu dia baru saja bertamu ke sebuah rumah janda yang diakuinya sudah dianggap saudara di Desa Blang Te, Kecamatan Blang Mangat.
Sekitar pukul 24.00 WIB, dia pulang, namun dihentikan warga setempat. Dia diberi peringatan jangan bertamu lewat tengah malam. Hingga perkara ini pun sampai ke WH.
Saat menjelang shalat subuh, di Kantor WH, dia pun beralasan hendak kencing dan minta izin ke sumur. Saat di sumur melalui belakang, langsung melarikan diri.
Sampai di pajak Inpres atau sekitar 300 meter dari lokasi kantor, dia pun istirahat di atas sebuah becak dayung. Tiba-tiba datang personil WH dengan sepmor, dan tanpa basa-basi langsung memukulnya dengan pentungan pada bagian lehernya.
Saat itu dia pun hendak lari. Kedua kali pentungan pun dihantam dibagian kepalanya hingga pening. “Saat saya sudah jatuh, saya merasa seperti terus dianiaya. Lalu saat dicampak dalam mobil saya pun merasa pentungan kembali mendarat dipunggung saya,” jelasnya.
Akibat pemukulan itu dia mengaku darah memenuhi mulut, bahkan sampai di rumah sakit harus disedot dan luka di bagian dalam mulutnya pun harus dijahit. “Saya tidak bisa terima perlakuan ini. Dan kasus kekerasan yang saya alami ini akan kami tindaklanjuti ke pihak hukum,” jelasnya.
Kepala Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Azwar Abda, mengakui adanya insiden yang menyebabkan tersangka khlawat masuk rumah sakit. Namun menurutnya, ini terjadi akibat tersangka khalwat tersebut melakukan perlawanan saat ditangkap kembali.
Bahkan saat terjadi tarik menarik, baju tersangka pun putus kancing. “Terlihatlah pisau dipinggang Syukri. Kondisi inilah yang membuat duel antar petugas kami dan tersangka yang terus melakukan perlawanan terjadi,” paparnya.
Secara kedinasan pihaknya akan bertanggung jawab, biaya perawatan akan ditanggung. Bahkan dengan pihak keluarga telah ada kata kesepakatan damai, nantinya akan buat kenduri dan di peusijuk di Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe sesuai adat Aceh. ”Sedangkan untuk perkara khalwat juga nantinya dia akan menjalani pembinaan,” demikian Azwar Abda.
Sumber:"TRIBUNNEWS.COM"
read more...
Hal ini akibat Syukri yang dijadikan sebagai tersangka khalwat tersebut lari dari Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe di Jalan Darussalam.
Sedangkan kronologis pemukulan dari pengakuan dua sumber ini berbeda, pihak Syukri mengakui kalau dia dipukul tanpa ada perlawanan. Sedangkan pihak WH mengakui luka dialami Syukri akibat duel dengan personil WH.
Syukri ditemui di Rumah Sakit PMI Lhokseumawe, Rabu (20/4/2011) menjelaskan, kala itu dia baru saja bertamu ke sebuah rumah janda yang diakuinya sudah dianggap saudara di Desa Blang Te, Kecamatan Blang Mangat.
Sekitar pukul 24.00 WIB, dia pulang, namun dihentikan warga setempat. Dia diberi peringatan jangan bertamu lewat tengah malam. Hingga perkara ini pun sampai ke WH.
Saat menjelang shalat subuh, di Kantor WH, dia pun beralasan hendak kencing dan minta izin ke sumur. Saat di sumur melalui belakang, langsung melarikan diri.
Sampai di pajak Inpres atau sekitar 300 meter dari lokasi kantor, dia pun istirahat di atas sebuah becak dayung. Tiba-tiba datang personil WH dengan sepmor, dan tanpa basa-basi langsung memukulnya dengan pentungan pada bagian lehernya.
Saat itu dia pun hendak lari. Kedua kali pentungan pun dihantam dibagian kepalanya hingga pening. “Saat saya sudah jatuh, saya merasa seperti terus dianiaya. Lalu saat dicampak dalam mobil saya pun merasa pentungan kembali mendarat dipunggung saya,” jelasnya.
Akibat pemukulan itu dia mengaku darah memenuhi mulut, bahkan sampai di rumah sakit harus disedot dan luka di bagian dalam mulutnya pun harus dijahit. “Saya tidak bisa terima perlakuan ini. Dan kasus kekerasan yang saya alami ini akan kami tindaklanjuti ke pihak hukum,” jelasnya.
Kepala Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Azwar Abda, mengakui adanya insiden yang menyebabkan tersangka khlawat masuk rumah sakit. Namun menurutnya, ini terjadi akibat tersangka khalwat tersebut melakukan perlawanan saat ditangkap kembali.
Bahkan saat terjadi tarik menarik, baju tersangka pun putus kancing. “Terlihatlah pisau dipinggang Syukri. Kondisi inilah yang membuat duel antar petugas kami dan tersangka yang terus melakukan perlawanan terjadi,” paparnya.
Secara kedinasan pihaknya akan bertanggung jawab, biaya perawatan akan ditanggung. Bahkan dengan pihak keluarga telah ada kata kesepakatan damai, nantinya akan buat kenduri dan di peusijuk di Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe sesuai adat Aceh. ”Sedangkan untuk perkara khalwat juga nantinya dia akan menjalani pembinaan,” demikian Azwar Abda.
Sumber:"TRIBUNNEWS.COM"