Daerah Istimewa Aceh/Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu Provinsi yang ada Di Indonesia. Letaknya di ujung paling Barat Pulau Sumatera. Kekhususan Aceh di banding daerah lain di Indonesia adalah penerapan syariat islam yang diatur secara khusus oleh undan-undang (Kanun Aceh). Di Indonesia ada 2 DI (Baca Daerah Istimewa) Yogyakarta dan Aceh, sementara Jakarta menyandang gelar Daerah Khusus Ibukota (DKI).
Sebelumnya tak pernah terbayang akan menginjakkan kaki bahkan tinggal di Bumi Serambi Mekkah (Bahasa Aceh Bumoe Seuramoe Mekkah). Maklum kondisi Aceh yang dilanda Konflik yang berkepanjangan membuat orang berfikir 2x untuk kesana. Siapa sangka akhirnya kujejakkan kakiku di Bumoe Iskandar Muda. Semua berawal dari Gempa dan Tsunami Mahadahsyat yang meluluhlantakkan Aceh dan beberapa wilayah lain seperti kepulauan Andaman dan Pukhet di Thailand pada 24 Desember 2004. Di Aceh sendiri tak kurang 200.000 orang lebih meninggal dan hilang. Kejadian ini segera menarik perhatian “ummat manusia” diberbagai penjuru Dunia…yang berbondong-bondong memberikan bantuan bagi Aceh.
Singkat cerita kami berangkat dari Jakarta 1 bulan setelah Tsunami (tepatnya 4 Februari 2005). Ada 10 orang relawan dari Jakarta yang nanti akan disebar di berbagai titik pengungsian di Aceh. Dari Bandara Soekarno-Hatta kami naek pesawat Garuda…aku sedikit deg2an…maklum itu adalah pengalaman pertamaku naek pesawat (he2…norak ya???)..Di pesawat sebagian besar penumpangnya adalah relawan dari berbagai NGO/organisasi dalam dan luar Negeri. Ada teman2 Resimen Mahasiswa (Menwa) yang akan melakukan evakuasi, NGO medis dan lain-lain. Pesawat berangkat dengan tujuan Bandara Iskandar Muda (Blang Bintang). Jakarta-Aceh ditempuh sekitar 3 Jam. Sebelum mendarat, dari atas pesawat kami dapat melihat pantai barat (Meulaboh) yang rata dengan tanah…membuatku tak kuasa menitikkan air mata. Tiba di Bandara Iskandar Muda, aku harus sudah mulai beradaptasi dengan udara yang begitu panasnya..Aceh sebagian besar dikelilingi laut, ditambah lagi “musnahnya” pohon2 karena di libas Tsunami.
Dari Bandara kami dijemput menuju Kantor Perwakilan NGO kami di Banda Aceh. Untuk selanjutnya kami bersepuluh akan “bertugas” di daerah berlainan. Sebelum berangkat ke tempat tugas masing-masing kami sempat berkeliling Banda Aceh. Nyata benar dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan Gempa dan tsunami. Banyak rumah yang hanya menyisakan lantainya saja atau lebih parah lagi pinjam istilah masyarakat setempat “rumah tak ada lagi, rumah tinggal laut”. Di beberapa tempat masih ditemukan mayat…Namun Anehnya…meskipun sekitarnya boleh dikatakan tak ada lagi yang tersisa namun Masjid masih berdiri dengan kokohnya seperti yang kami saksikan di Lampuuk. Lampuuk yang terkenal dengan keindahan pantainya hanya menyisakan sebuah Masjid yang masih kokoh berdiri sementara sekitarnya rata dengan tanah. Di beberapa tempat kami menyaksikan para relawan sedang menguburkan mayat di kuburan massal. Miris menyaksikannya…mayat2 yang dibungkus dengan plastic (Jika kita tidak tahu pasti akan menyangka tumpukan sampah). Di kuburkan bertingkat-tingkat selapis demi selapis. Kami juga mengunjungi tempat pengungsian dan “bermain” dengan anak-anak yang sebagian masih trauma.
Akhirnya tiba juga saat harus berpisah dengan teman2 yang akan “bertugas” di Banda Aceh…sementara aku dan 4 orang temanku “bertugas” di Lhokseumawe-Aceh Utara. Perjalanan Banda Aceh-Lhokseumawe ditempuh selama lebih kurang 7 jam. Namun faktanya hampir 10 Jam karena banyak berhenti untuk berbagai urusan. Hari sudah malam ketika kami sampai di Barak di Daerah Lhoksukon-Aceh Utara. Seorang teman Aceh menyambut kedatangan kami dan membantu menurunkan barang-barang kami.
Sumber:http://ritarosieana.blogspot.com/
0 comments: on "APA KABAR ACEH (1)"
Post a Comment